DAFTAR ISI : [TUTUP]
Rendy Pandugo adalah seorang penyanyi, pencipta lagu dan artis yang digandrungi anak muda saat ini. Lahir pada 7 Mei 1985 di Medan, pria tampan ini terkenal dengan penampilannya yang memukau di SCTV Music Awards 2017 bersama GAC. Selain itu, pria bersuara merdu dan merdu ini juga menjadi salah satu kandidat nominasi Breakthrough Artist of the Year di Indonesia Choice Award.
Rendy memulai karir menyanyinya dengan cara yang sangat unik, yaitu melalui SoundCloud. Dia sering meng-cover lagu yang kemudian dia unggah ke SoundCloud. Karena Rendy memiliki suara yang khas dan mirip dengan John Mayer, akhirnya ia dipanggil sebagai John Mayer Indonesia. Namun, bukannya bangga, ternyata Rendy justru kaget diberi julukan seperti itu. Dia bilang dia baru saja mengisi suara mantan pacar Katy Perry, tetapi dia tidak menyangkal bahwa John Mayer adalah salah satu inspirasi musiknya.
Meski sudah terkenal sebagai musisi, ternyata Rendy tidak menyukai lembaran musik. Musik adalah panggilan hidupnya sejak kecil. Ia mulai menyukai musik saat melihat pamannya bermain gitar hingga akhirnya memutuskan pindah ke Surabaya untuk belajar alat musik. Namun ia merasa permainan gitarnya tidak berkembang, sehingga ia akhirnya memutuskan untuk menahan diri dari lembaran musik dan mulai berlatih gitar sendiri.
Fakta unik lainnya tentang Rendy adalah dia pernah bergabung dengan sebuah band saat masih kuliah dan sebelum memutuskan untuk bersolo karir. Saat masih kuliah di Universitas Airlangga, ia bersama teman-temannya membentuk grup bernama Riviera, namun Rendy merasa grupnya kurang berkembang dan memutuskan untuk hengkang. Selain itu, Rendy menjabat sebagai juri Starvoices Talent Search, acara pencarian bakat khusus untuk orang-orang yang bekerja di SoundCloud.
Berikut informasi terbaru mengenai profil dan karir Rendy Pandugo. Selain Rendy Pandugo, Anda bisa menemukan berbagai informasi profil dan informasi pribadi artis-artis populer terbaru hanya di blog ini. Semoga bisa menjadi referensi yang membantu dan bermanfaat bagi teman-teman semua.
Rendy Pandugo (lahir 7 Mei 1985) adalah penyanyi, penulis lagu dan gitaris Indonesia. Rendy melakukan debut solonya pada tahun 2016 dengan merilis single berjudul "Aku Tak Peduli" di Sony Music Entertainment Indonesia.
Rendy Pandugo lahir pada tanggal 7 Mei 1985 di Medan. Ia merupakan putri sulung dari dua bersaudara, Pudy Antara dan Silfiah. Ayahnya berasal dari Surabaya dan keturunan Jawa, sedangkan ibunya keturunan Bugis. Rendy lahir dari keluarga Muslim. Rendy menghabiskan masa kecilnya di Medan, kemudian pindah ke Surabaya saat SMA.
Rendy tidak dilahirkan dalam keluarga musik. Dia adalah satu-satunya pencinta musik di keluarganya. Rendy sudah tertarik dengan musik sejak kelas 4 SD, namun Rendy mulai menunjukkan bakatnya secara serius pada usia 12 tahun. Rendy sudah memimpikan berkarier di bidang musik sejak SMA.
Rendy pertama kali mengenal gitar melalui paman dan bibinya. Bibinya mengajarinya bermain gitar, tapi tidak terlalu serius. Di sekolah menengah, dia memutuskan untuk mengambil pelajaran gitar klasik. Namun kursus tersebut hanya berlangsung satu tahun dan dia memutuskan untuk drop out karena dia tidak suka belajar musik, sehingga dia gagal dalam ujian. Setelah memutuskan keluar, ia kembali masuk ke kursus gitar elektrik sekolah musik, namun hanya bertahan setahun karena merasa kurikulumnya terlalu panjang. Akhirnya Rendy memutuskan untuk belajar secara otodidak.
Rendy bersekolah di SMA Negeri 2 Surabaya. Setelah lulus, beliau melanjutkan pendidikan tingginya di Universitas Airlangga dengan program studi manajemen. Ia memulai studinya pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2010.
Rendy aktif di band sejak SMA dan semakin aktif saat SMA, sering mengikuti festival musik. Semasa kuliah, Rendy melanjutkan hobi musiknya. Bersama teman-teman kuliahnya, ia membentuk band dan meraih juara ketiga di ajang musik nasional. Dia bertahan tiga tahun di grup.
ALUR KEHIDUPAN PRIBADI RENDY PANDUGO
Rendy Pandugo/Instagram @rendypandugo |
Rendy Pandugo menikah dengan Mia Sesaria pada tahun 2012 setelah 10 tahun berpacaran. Dari pernikahannya tersebut, ia dikaruniai seorang putri bernama Dara Nassa Kiyandra yang lahir pada 8 Oktober 2017. Selama menikah, ia menjalani hubungan jarak jauh selama setahun, dan saat istrinya berada di Surabaya, ia menikah. Saya berada di Jakarta.
Mengenai bakat seninya, Rendy menegaskan bahwa pop adalah fondasi musiknya.Tapi dia juga menjelajahi genre lain: folk, pop alternatif, dan balada. Saat menulis dan merilis lagu, Rendy seluruhnya menggunakan bahasa Inggris. Menurutnya, menulis lagu dalam bahasa Inggris jauh lebih nyaman dan fleksibel.
Gitar telah menjadi bagian penting dari perjalanan musiknya. Dia telah mengungkapkan bahwa instrumen gitar adalah komponen kunci dari karyanya.
Saat pertama kali muncul di SoundCloud, banyak yang mengira bahwa suara dan permainan gitar Rendy mirip dengan John Mayer, yang membuatnya mendapat julukan 'John Mayer Indonesia'. Apalagi Rendy sering mengcover lagu-lagu Mayer. Musik pop, gitar dan vokal merupakan kesamaan Rendy dan John Mayer.
RIWAYAT KARIR RENDY PANDUGO
Rendy memulai karirnya sebagai gitaris di band Rivera saat kuliah. Bersama grup tersebut, Rendy bertahan selama tiga tahun. Di penghujung kuliah, Rendi bertemu dengan seorang teman lama Ido Pradhanant dan setuju untuk memulai sebuah grup bernama Dida. Tidak menemukan vokalis yang cocok, Rendy akhirnya memutuskan menjadi gitaris dan penyanyi. Di awal pembentukannya, materi lagu yang mereka bawakan diterima oleh label Universal Music Indonesia. Pada tahun 2010, ia pindah ke Jakarta dan mulai mengerjakan album. Pada tahun 2011, Dida merilis album studio debutnya bertajuk Duography. Itu berisi 11 lagu, termasuk lagu "Takkan Akhir" sebagai single utama. Namun, karirnya di Di-Da tidak berjalan dengan baik dan dia akhirnya memutuskan untuk keluar dari Di-Da pada tahun 2015 setelah beberapa tawaran menyanyi karena maraknya grup penyanyi laki-laki di Indonesia.
Pada tahun 2012, Rendy Pandugo memulai karirnya dengan membangun portofolio pribadinya melalui SoundCloud, sebuah platform distribusi online yang sehat. Rendy memutuskan dia tidak bisa bergantung pada label sepanjang waktu, jadi dia memutuskan untuk memulai karirnya sendiri. Konon, alasan dia mengerjakan SoundCloud untuk melihat perkembangan vokalnya adalah karena Rendy pada dasarnya adalah seorang gitaris, bukan penyanyi. Eksistensi Rendy terwujud melalui SoundCloud saat salah satu seleb mendengar musik yang diunggahnya dan membagikannya di akun Twitter miliknya.
Rendy mengatakan dia hampir berhenti bermusik pada tahun 2014. Dia juga mempertimbangkan untuk bekerja di kantor. Diakui Rendy, Januari 2014 merupakan titik terendahnya, ketika ia hanya memiliki uang tunai Rp30.000 dan di ATM hanya Rp5.000. Namun, saat itu ia memutuskan untuk mendonasikan 20.000 rupee sebagai amal tanpa mengharapkan apapun. Keesokan harinya, ia tiba-tiba mendapat tawaran menyanyi rutin di sebuah mal di Jakarta dan dibayar Rp 50.000 untuk menyanyi selama empat jam.
SoundCloud memberikan tawaran produksi musik kepada Rendy, termasuk menjadi juri acara pencarian bakat virtual Starvoices Indonesia untuk season 3 dan. Ia pun mendapat tawaran dari Acha Septriasa untuk menyanyikan lagu tema film omnibus "Ak Chinta Kam" yang ia sutradarai. Ia berduet dengan Piyu dengan membawakan lagu "My Firasat". Dia juga pemain gitar tambahan di sebuah band bernama Music for Sale. Sebelum bergabung dengan Sony Music Entertainment Indonesia, Rendy juga berprofesi sebagai musisi kafe. Pada tahun 2014 lalu, AandR Sony Music Entertainment Indonesia yang dikenal dengan nama Mahavira Wisnu Wardhana atau Inu kebetulan melihat penampilan Rendy di sebuah kafe di Senopati, Jakarta Selatan. Inu yang penasaran setelah mendengar karakter vokal Rendy yang unik dan permainan gitar yang menarik, memastikan hal itu bisa dikembangkan oleh Rendy melalui label Sony Music Entertainment Indonesia. Anjing itu akhirnya menawarkan untuk membantu Rendy. Namun, dia menolak tawaran itu dua kali, biasanya dengan asumsi bahwa akan sulit bagi label besar untuk merilis karya yang dia rilis sendiri. Terakhir, pada tawaran ketiga, Rendy menerima tawaran tersebut dengan perjanjian khusus bahwa 70 persen materi album berbahasa Inggris dan 30 persen berbahasa Indonesia. Setelah bertemu dan bernyanyi dengan eksekutif perusahaan rekaman ternama, Hayden Bell, A&R Sony Music untuk wilayah Asia Pasifik mengubah keputusan tersebut. Rendy akhirnya diizinkan untuk merilis album dalam bahasa Inggris karena dia terpesona oleh penampilannya. Rendy resmi menjadi bagian dari Sony Music Entertainment Indonesia sejak November 2015.
Sebagai media perkenalan Rendy kepada pecinta musik Indonesia, 2016, Sony Music melibatkan Rendy dalam proyek album kompilasi #Y2Koustik yang berisi lagu-lagu yang pernah hits di tahun 2000-an yang ditampilkan dengan aransemen baru. Ia membawakan lagu "Sebuah Kisah Klasik" yang merupakan daur ulang lagu milik Sheila on 7.
Pada 2 November 2016, Rendy merilis singel yang berjudul "I Don't Care" yang menjadi singel utama dalam album studio perdananya. Rendy mengungkapkan bahwa ia menulis single itu dibantu oleh temannya, Leody Akbar. Rendy juga bercerita bahwa proses rekaman dari singel tersebut bertempat di Swedia.
Untuk penggarapan album studio perdananya, Sony Music Entertainment Indonesia menjadwalkan Rendy untuk ke Swedia guna rekaman di The Kennel Studio untuk pengerjaan albumnya pada Februari 2016.
Pada 11 Agustus 2017, Rendy merilis album studio perdananya berjudul The Journey, berisi 11 lagu yang seluruhnya berbahasa Inggris dan dikemas dengan genre pop dengan adanya sentuhan musik elektronik. The Journey merupakan rangkuman perjalanan bermusik Rendy selama 5 tahun dari 2010 hingga 2015.
Album ini menjadi produk pertama Sony Music Entertainment Indonesia, yang mana album tersebut seluruh lagunya menggunakan bahasa Inggris dan dirilis di 4 negara yakni Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina.
The Journey dinominasikan dalam Indonesian Choice Awards 2018 dalam kategori Album of the Year.
Pada 20 Februari 2018, Rendy Pandugo berkolaborasi dengan Afgan dan Isyana Sarasvati merilis lagu "Heaven". Proyek tersebut berawal dari ketidaksengajaan. Awalnya Afgan dan Rendy Pandugo akan membuat sebuah lagu untuk workshop tapi saat proses pembuatan lagunya, mereka berhenti mendapatkan ide. Isyana yang waktu itu berada di studio dan sedang berbincang dengan keduanya, menarik perhatian A&R dan mengusulkan ketiganya untuk berkolaborasi. Mendengar usulan tersebut, Afgan, Isyana, dan Rendy mencoba jamming bersama. Pada akhirnya, mereka justru rajin membuat berbagai notasi dan aransemen lagu tanpa paksaan dari siapa pun. Lagu "Heaven" berhasil mendapatkan 3 nominasi dalam Anugerah Musik Indonesia 2018 dan memenangkan kategori Karya Produksi Urban Terbaik.
Suksesnya lagu "Heaven" membuat ketiganya untuk melanjutkan proyek tersebut. Mereka mengemas proyek tersebut menjadi album mini berjudul AIR yang dirilis pada 26 April 2019. AIR terdiri dari lima trek lagu. Tiga lagu orisinil menggunakan bahasa Inggris yang diciptakan oleh Afgan, Isyana dan Rendy di antaranya "Heaven", "Feel So Right", & "Never Let Go", lagu "Heaven" yang di-remix oleh Dipha Barus serta daur ulang dari lagu "Lagu Cinta" oleh Dewa 19.
Afgan, Isyana dan Rendy mengakhiri proyek tersebut dengan merilis daur ulang "Lagu Cinta" oleh Dewa 19 pada 10 Mei 2019. Ketiganya menunjuk personel Barasuara, Gerald Situmorang sebagai produser utama. Gerald banyak merombak aransemen "Lagu Cinta", sehingga hasilnya terdengar jauh berbeda dari versi Dewa 19.
Pada 20 Februari 2020, Rendy merilis album mini bertajuk Chapter One yang berisi tiga lagu yang diaransemen menggunakan piano di antaranya "Why?", "Underwater" dan "Edge of the Heart". Untuk pertama kalinya Rendy memproduksi langsung albumnya serta mengaransemen musik menggunakan piano tanpa bantuan orang lain.
Rendy mengakui bahwa dalam album tersebut merupakan kali pertama dia menggunakan instrumen piano dalam lagunya–yang mana sebelumnya ia menggunakan gitar. Pembuatan mini album tersebut berlangsung selama satu tahun. Rendy pun membeli piano dan mempelajarinya secara otodidak.
Perilisan Chapter One juga dirayakan Rendy dengan mengundang media dan penggemar berlokasi di FLIX Cinema, Mall of Indonesia, Jakarta Utara.
Pada 4 Juli 2020, Rendy merilis lanjutan dari album mini Chapter One yang bertajuk Chapter Two. Chapter Two juga berisi tiga lagu yakni "Love Coaster" yang dia ciptakan bersama Petra Sihombing, dan "Breathe Again" yang juga berkolaborasi bersama Enrico Octaviano serta "Paper Heart" yang diciptakan bersama Teddy Adhitya. Pasca merilis album mini tersebut, Rendy berencana untuk vakum sejenak dari dunia musik setelah kurang lebih 4 tahun lamanya aktif di dunia musik.
Setelah masa kontrak dengan Sony Music Entertainment Indonesia, Rendy bergabung dengan Universal Music Indonesia yang bekerja sama dengan label independen, Wonderland Records. Pada 9 Oktober 2022, Wonderland Records mengumumkan penandatanganan kontrak eksklusif dengan Rendy Pandugo. Kontrak tersebut menjadi kolaborasi pertama antara kedua perusahaan tersebut. Rendy juga menjadi artis pertama yang tergabung di proyek tersebut.
"Home" menjadi lagu pertama yang dirilis Rendy sejak bergabung dengan Wonderland Records. Singel tersebut pula menjadi penanda kembali hadirnya Rendy ke industri musik setelah memutuskan vakum sejak bulan Juli 2020.
Dalam waktu vakumnya selama 3 bulan, Rendy mengaku banyak bereksplorasi dengan bebunyian baru di musik serta mendengarkan referensi baru dalam bermusik. Hal itu yang kemudian ia praktekkan dalam penggarapan lagu-lagu barunya.
Rendy merilis album mini See You Someday pada 29 Januari 2021 yang berisikan 6 trek lagu. Judul mini album ini terinspirasi dari kebiasaan Rendy yang selalu mengucapkan “See you someday” di akhir setiap pertunjukannya. Dalam album ini Rendy memberi sentuhan musik yang lebih modern dan kompleks. Genre pop ditambah juga berbagai macam jenis suara akustik, pop alternatif dan balada sentimental.
Dalam pengerjaannya, Rendy menulis sendiri materi dalam album ini, dan dalam proses rekaman dibantu oleh Teddy Adhitya, Petra Sihombing, dan Enrico Octaviano. See You Someday diproduksi di Indonesia kecuali untuk bagian mixing dan mastering yang masing-masing diproses di Stockholm dan New York.
Setelah merilis album tersebut, Rendy merilis versi stripped down dari album See You Someday pada 30 April 2021. Rendy dibantu oleh Stephan Santoso dari Slingshot Studio untuk bagian mixing dan mastering.
Pada 16 Desember 2021, Rendy menghadirkan sebuah Intimate Gig di Antasore, Cilandak, Jakarta Selatan. Intimate Gig ini diadakan secara terbatas dengan mengundang penyanyi Oslo Ibrahim sebagai penampil pembuka.
BIODATA RENDY PANDUGO
Rendy Pandugo/Instagram @rendypandugo |
Nama Lenkap: Rendy Pandugo
Tanggal Lahir : 7 Mei 1985 (umur 37)
Tempat Lahir : Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Kebangsaan : Indonesia
Almamater : Universitas Airlangga
Profesi : Penyanyi-penulis lagugitaris (2011–saat ini)
Genre Musik : Pop, folk
Keahlian Instrumen : Vokal, Giitar, Piano
Label : Sony, Wonderland
Pasangan : Mia (2012)
Anak : - Dara Nassa Kiyandra
Shio Kelahiran : Kerbau
Zodiak : Taurus
Akun Instagram : @rendypandugo